Kraton Pasuruan, 12 Juni 2025 – Pagi itu, Aula MTs Sunan Ampel dipenuhi senyum dan sapa hangat para Kepala Madrasah beserta Operator dari seluruh anggota KKM MTsN 1 Pasuruan. Sejak pukul 09.00, mereka berkumpul bukan sekadar untuk rapat, tapi menyulam rencana besar: memadukan tradisi madrasah dengan terobosan zaman baru. Rif’an Nadhifi, S.Si., selaku tuan rumah, membuka dengan kilas balik perjuangan KH Abdur Rohman Syakur. “Gedung megah ini, semangat belajar yang menggelora—semua berawal dari jasa beliau. Kini, kita yang teruskan estafetnya dengan wajah baru!” ujarnya, disambut anggukan khidmat puluhan peserta.

Di sesi berikutnya, Sulistiono sebagai Bendahara KKM membeberkan keuangan dengan prinsip clear and clean. Para Kepala madrasah dan operator menerima segala hal yang sudah dipaparkan dengan gembira.
Suasana makin bergelora ketika Ketua KKM H. Yasir melontarkan gebrakan: “Tahun depan, coding jadi menu muatan lokal di seluruh madrasah kita! Bukan cuma teori, tapi praktik dengan belajar program sederhana.” Ia menjanjikan bootcamp intensif untuk guru, modul belajar kekinian, bahkan lomba inovasi digital antar-madrasah. Sorak antusias pun pecah, terutama dari para operator yang sudah membayangkan siswa mereka jadi programmer cilik.
Tak kalah dinanti, paparan Pak Rizky tentang alur ijazah di pdum terpadu. Ia membeberkan tahap demi tahap: mulai penginputan, pencetakan terpusat , hingga jaminan ijazah tiba di tangan siswa maksimal 3 hari pasca-kelulusan. Para operator bersemangat mencatat detil teknisnya, sambil sesekali berbisik, “Ini solusi banget buat kerjaan kita!”

Sepanjang rapat, aula bergemuruh dengan diskusi hidup. Seorang kepala madrasah berbagi pengalaman, Sementara operator dari MTs tetangga menyahut, “Pelatihan coding bareng? Pasti seru! Guru-guru kami udah nggak sabar.” Semangat gotong royong mengental kala semua sepakat: platform digital dan ijazah terpadu ini akan jadi fondasi kemajuan bersama.
Rapat berakhir dengan jabat tangan erat dan komitmen membara. “KKM kita bukan sekadar wadah, tapi keluarga yang saling pacu kemajuan,” pungkas Pak Rif’an. Saat peserta beranjak pulang, satu tekad menggema: wujudkan madrasah digital berintegritas, yang menghargai warisan pendiri sekaligus berani menyambut masa depan.

